Konseling sekolah itu apa ??

Konseling sekolah itu adalah tempat dimana kita membantu anak-anak khususnya di sekolah, yang memiliki masalah, baik masalah dari proses belajar ataupun yang berhubungan dengan bagian akademik, dan mengarahkan anak untuk mengambil atau menyelesaikan masalah dengan cara yang benar.

Tetapi disini di dalam konseling sekolah kita tidak boleh membantu klien kita, ataupun sebenarnya kata "membantu" itu tidak tepat untuk proses konseling, karena itu dapat membuat klien kita (konselee) menjadi tergantung kepada kita sebagai konselor, dan pada akhirnya si klien tidak dapat menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri. kata yang paling tepat itu adalah, kita sebagai konselor "membimbing" atau "mengarahkan" klien kita untuk menyelesaikan masalahnya dengan cara yang tepat. Disini kita sebagai konselor tidak hanya membimbing orang-orang yang bermasalah, tetapi tujuan konselor melakukan konseling juga adalah untuk membimbing orang-orang yang tidak memiliki masalah pada dasarnya, tetapi orang yang belum memiliki banyak masukan ataupun belum memiliki banyak informasi untuk membuat suatu keputusan. Jadi disinilah peran konselor juga untuk memberikan banyak masukan kepada klien.

Jadi, konseling sekolah itu adalah dimana kita membimbing dan juga mengarahkan klien yang memiliki masalah, dengan cara yang tepat sehingga dapat mengarahkan klien untuk mengambil dan menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri tetapi tetap diarahkan untuk menggunakan cara yang tepat.

Sebagai tambahan, disini kita sebagai konselor harus pintar dalam hal menganalisa masalah klien dan juga kita harus tetap memberikan pertanyaan-pertanyaan yang tepat kepada si klien, sehingga secara tidak langsung kita dapat mengarahkan klien untuk mengambil jalan yang sesuai dalam menyelesaikan masalahnya.


Siapa yang lebih cocok menjadi konselor sekolah ??

Banyak sekali sekarang ini, yang menjadi seorang konselor di sekolah adalah orang-orang yang memang tidak bisa bahkan tidak berkualifikasi menjadi seorang konselor sekolah. Banyak sekali di sekolah-sekolah (khususnya di Medan) guru-guru yang sudah tua, yang tidak terlalu aktif lagi dalam hal mengajar, diberikan posisi untuk menjadi seorang konselor di sekolah. Padahal dia sama sekali tidak memiliki kemampuan yang tepat untuk menjadi seorang konselor, itulah sebabnya konseling sekolah tidak berjalan dengan baik. Para konselor di sekolah, bukannya menggunakan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah si anak, tapi lebih kepada menggunakan cara keras seperti hukuman. Padahal itu belum tentu bisa mengurangi perilaku tidak baik anak tersebut. ini dikarenakan para konselor di sekolah tidaklah memiliki kemampuan yang tepat untuk memjadi seorang konselor, atau bahkan guru-guru tersebut tidak tau apa sebenarnya fungsi dari konseling sekolah itu sendiri.

Sebenarnya, yang dapat menjadi seorang konselor sekolah itu adalah orang-orang yang memang sudah pernah mendapatkan pelatihan mengenai bimbingan dan konseling serta sudah terlatih, dan juga seorang lulusan S1 psikologi. Sebenarnya semua bisa berpeluang menjadi seorang konselor sekolah, tapi lebih tepatnya orang tersebut harus sudah pernah mengikuti pelatihan untuk menjadi seorang konselor yang tepat. Bahkan di luar negri sendiri, seorang konselor dapat diterima dan diakui apabila sudah memiliki sertifikat yang jelas mengenai keikutsertaan dalam hal pelatihan untuk menjadi konselor. Jadi seharusnya sekolah-sekolah di Medan harus tahu dengan benar apa sebenarnya guna dan manfaat konseling sekolah dan juga siapa yang tepat menduduki posisi tersebut.


Peluang kerja konselor ??
Peluang kerja seorang konselor itu sebenarnya besar sekali, apalagi sudah semakin banyaknya orang-orang yang bermasalah dan memang butuh seorang konselor untuk melakukan sharing dan secara bersama-sama memecahkan masalah. Seorang konselor itu tetap akan berguna, selama masih ada sekolah sehingga konseling itu harus dan pasti ada. Karena itu diharapkan kepada sekolah-sekolah yang memang belum memiliki seorang konselor untuk konseling sekolah, ataupun masih menempatkan orang yang tidak tepat untuk menjadi seorang konselor dalam konseling sekolah, sebaiknya mengubahnya secara langsung, dan harus tahu apa sebenarnya guna seorang konselor dan menempatkan seorang konselor yang memang pantas dan tepat.


Kelemahan konseling sekolah ??

Banyak sekali alasan-alasan yang sebenarnya tidak tepat, suatu sekolah itu tidak membutuhkan atau merasa tidak perlu mendatangkan seorang konselor di sekolah, beberapanya adalah :
  • Seorang konselor itu sangat mahal untuk digaji atau dibayar perbulannya. "padahal sebenarnya itu sama sekali tidak benar"
  • Seorang konselor itu tidak dibutuhkan, karena sekolah selalu menganggap masalah anak-anak itu sama di semua kalangan dan hanya membutuhkan hukuman saja untuk menghilangkan perilaku tersebut. "padahal kenyataannya, masalah anak-anak itu tidak sama di seriap anak, dimana anak-anak tersebut membutuhkan penanganan yang berbeda untuk setiap masalahnya, karena itulah dibutuhkan seorang konselor di sekolah"
  • Pekerjaan sebagai seorang konselor itu masih dianggap remeh dan masih dianggap tidak penting untuk digunakan. "padahal menjadi seorang konselor itu membutuhkan pelatihan yang lama, sehingga benar-benar bisa melayani klien dengan tepat, dan seorang konselor itu sangatlah penting karena dapat membantu menyelesaikan masalah klien"
  • etc..
dari pemaparan diatas, sebenarnya kelemahan seorang konseling itu dikarenakan judge yang tidak tepat dari lingkungan sosialnya. dan juga dikarenakan tidak mendukungnya lingkungan sosial, sehingga seorang konselor itu tetap dianggap remeh dan tidak penting. Sebenarnya ketika orang-orang tahu apa sebenarnya seorang konselor itu, dan apa sebenarnya pentingnya seorang konselor itu terhadap umat manusia, maka seorang konselor pasti tidak akan dianggap remeh lagi dan akan sangat dihargai (khususnya di sekolah-sekolah)



Narasumber   :   Ganda Maria. Y. S

NB  :
makasih yang sebesar-besarnya buat kakak Ganda, karena sudah mau berbagi ataupun sharing kepada kami mahasiswa/i dari mata kuliah BKS.. semua cerita kakak sangat berguna dan menambah pengetahuan saya mengenai konseling sekolah dan bagaimana seorang konselor itu..

Email for Sharing  :
ganda_mys@yahoo.co.id



Slide asas-asas layanan bimbingan konseling (pptx/2007)
Slide asas-asas layanan bimbingan konseling (ppt/2003)


Kelompok 6  :

Winda Dwiastuti (08-025)
Septi Utami Anugrah (08-047)
Regina Ophelia (08-071)
Sabethia Maristhella (08-109)
Astri Megah Krista (08-118)



Secara umum, presentasi kali ini membahas mengenai hal-hal yang harus diperhatikan di dalam komunikasi antarpribadi di dalam konseling, kondisi eksternal (setting ruangan), kondisi internal (bagaimana sikap, kepercayaan dan kepribadian konseli dan konselor berpengaruh terhadap sesi konseling), teknik-teknik konseling verbal dan nonverbal beserta bagaimana peran tenaga pengajar di dalam proses konseling. Berikut ini akan dibahas pertanyaan yang muncul di sesi :


TANYA JAWAB
Teknik-teknik di dalam konseling dapat dibedakan menjadi dua yaitu teknik konseling verbal dan teknik konseling nonverbal. Tidak harus semua teknik digunakan di dalam proses konseling, teknik tersebut dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan, misalnya : teknik probing dapat digunakan ketika konseli hanya memberikan informasi yang sangat terbatas kepada konselor, contoh :

Konseli (Ki)    : Saya merasa sedih..
Konselor (Kr) : Apa yang membuat anda merasa sedih?
Konseli (Ki)    : keluarga..
Konselor (Kr) : Apa yang terjadi di dalam keluarga?

Setiap teknik memiliki manfaat masing-masing sehingga tidak dapat dikategorikan mana teknik yang paling penting.


ROLE PLAY 
Sesi presentasi pada hari selasa tanggal 25 Oktober 2011 (kamis) diisi dengan sesi role play dimana semua peserta presentasi ikut serta di dalamrole play sehubungan dengan teknik konseling verbal yang ada di buku. Peserta dibagi ke dalam 3 kelompok, dan setiap kelompok menyusun role play yang berkaitan dengan teknik-teknik konseling tersebut. Tujuan diadakannya role play adalah membuat peserta lebih semangat di dalam mengikuti jalannya presentasi, selain itu peserta dapat lebih memahami teknik-teknik konseling dengan cara mempraktikkannya. 

Berikut adalah hasil dokumentasi dari sesi role play (dokumentasi) :


Kelompok 1





kelompok 2







Daftar Pustaka
Winkel, W.S. (2010). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta:
Media Abadi




TENAGA BIMBINGAN

Tenaga bimbingan di sekolah mengalami kemajuan pesat dari yang dulunya hanya melibatkan kepala sekolah dan guru; dan sekarang melibatkan tenaga administrasi dan masyarakat. Ada 3 kelompok personil bimbingan berdasarkan taraf keterlibatan dan sifat tugas :

  • Tenaga Bimbingan utama : konselor sekolah, tenaga paraprofesional dan guru.
  • Tenaga administrasi bimbingan : terdiri dari petugas struktural dan memikul tanggungjawab sebagai perencana, koordinator, pengawas dan evaluator, meliputi Koordinator Bimbingan, Kepala sekolah, dan Pejabat Kantor Wilayah atau Pejabat Yayasan.
  • Tenaga yang menunjang : ahli psikometrik, psikolog sekolah, pekerja sosial, ahli pengajaran remedial, dokter sekolah dan psikiater.

Klasifikasi personil bimbingan ada 3 yaitu sebagai berikut :

  • Konselor sekolah : seseorang yang sudah berkualifikasi di dalam hal bimbingan.
  • Guru pembimbing atau guru-konselor : seseorang yang memiliki jabatan sebagai guru bidang studi dan sekaligus konselor.
  • Guru : Guru dapat memegang peran utama di dalam bimbingan tergantung dari pola generalis atau spesialis yang dianut sekolah.
  • Sumber tenaga penunjang : psikolog dan dokter

Perbedaan Antara Bimbingan dan Arahan

Arahan merupakan petunjuk untuk melakukan sesuatu sedangkan bimbingan mencakup arahan, bantuan dan adanya pemantauan terhadap orang yang diberi bimbingan, apakah dia telah mencapai tujuan yang diarahkan. Dapat disimpulkan bahwa arahan adalah bagian dari bimbingan.

Menurut saya, bimbingan dan konseling sekolah di luar negeri berbeda dengan bimbingan dan konseling sekolah di Indonesia, misalnya saja dari segi kurikulum yang digunakan sekolah. Salah satu masalah yang dihadapi anak-anak sekolah adalah kesulitan dalam memahami pelajaran sekolah. Bagaimana kurikulum yang dipakai sebuah sekolah akan berefek kepada bagaimana murid menguasai sebuah pelajaran dan secara tidak langsung dapat berdampak kepada kesulitan belajar yang dialami siswa.

PROGRAM BIMBNGAN

Bimbingan dan konseling perlu diberikan sejak dini, tujuannya agar permasalahan bisa segera teratasi dan tidak berlanjut di masa depan. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling dapat diberikan mulai dari jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Berikut ini, akan dibahas mengenai bimbingan dan konseling di beberapa tingkatan pendidikan.

Bimbingan di TK

Tujuan utama bimbingan di TK adalah membantu anak agar :

1. anak dapat membantu dirinya sendiri untuk mengadakan penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial.

2. anak mampu melewati saat-saat transisi, dari lingkungan keluarga/rumah ke lingkungan teman sebaya dan guru/sekolah; dari suasana bebas ke suasana disiplin dan menghargai hak orang lain

Bimbingan di SD

Tujuan utama bimbingan di SD adalah membantu anak agar :

1. menguasai bahan ajaran tuntutan kurikuler

2. membuat pilihan dan menentukan bahan ajaran yang cocok

3. memiliki sikap pandangan belajar yang mendukung

4. mempunyai pola prilaku belajar yang mendukung

5. memilih teman bergaul, dan membentuk kelompok belajar yang serasi

6. mengadakan penyesuaian hidup berkelompok yang menunjang belajar

7. memecahkan masalah belajar yang dihadapi murid.

Bimbingan sejak SD dibilang cukup efektif karena :

  • anak-anak masih fleksibel dan masalah belum sempat berakar dalam
  • pada masa ini orang tua lebih melibatkan diri dengan pendidikan anak dan pendidikan di sekolah
  • masih banyak waktu bagi anak untuk dapat mempelajari pendekatan pemecahan masalah yang sehat

Bimbingan di SMP

Bimbingan di SMP akan membahas masalah seputar :

1. Bimbingan yang berkaitan dengan penyesuaian pendidikan

Siswa SMP yang pertama kali masuk ke sekolah dihadapi dengan banyak tantangan, dimana mereka harus menyesuaikan diri dengan sistem pendidikan, lingkungan belajar, guru, dan teman-teman. Selain itu, SMP merupakan tahapan penting dikarenakan mereka akan menentukan apakah mereka akan melanjutkan ke masa SMA atau SMK

2. Bimbingan yang berkaitan dengan perkembangan pribadi

Siswa SMP berada dalam kondisi emosional yang kurang stabil sehingga mereka membutuhkan bantuan untuk tumbuh ke arah “kematangan emosional”, artinya kemampuan mengarahkan emosi dasar yang kuat ini ke penyaluran yang baik, emosi tersebut diarahkan ke hal-hal yang baik. Secara rinci, bimbingan dan konseling di sekolah lanjutan tingkat pertama ditujukan untuk mengatasi permasalahan, seperti tercantum dalam kurikulum 1975 (dikutip dari Mapiare, 1984:292-293):

· Mengatasi kesulitan dalam memahami diri sendiri

· Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya

· Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasikan dan memecahkan masalah yang dihadapi

· Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat dan bakat dalam bidang pendidikan dan kemungkinan pekerjaan secara tepat

Bimbingan di SMA

Tujuan bimbingan dan konseling di sekolah lanjutan tingkat atas secara rinci adalah sebagai berikut (Mapiare, 1984:302-304):

1. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri yang berkaitan dengan : pengetahuan yang dicapai bagi kelanjutan studi; keterampilan yang dicapai bagi jabatan pekerjaan; sikap yang dimiliki bagi komunikasi dalam hubungan sosial

2. Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi ciri-ciri dan tuntutan sekolah kini dan prospek mendatang

3. Mengatasi kesulitan dalam menguasai pengetahuan tuntutan sekolah

4. Mengatasi kesulitan dalam mengidentifkasi ciri-ciri dan tuntutan berbagai jenis karir dan lapangan kerja kini dan prospek mendatang

5. Mengatasi kesulitan dalam menguasai keterampilan-keterampilan tertentu yang dituntut suatu jenis karir dan lapangan kerja

6. Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi ciri-ciri dan tuntutan lingkungan sosial kini dan prospek mendatang

7. Mengatasi kesulitan dalam menguasai sikap-sikap hormat dan penghargaan yang diharapkan lingkungan sosial tertentu

8. Mengatasi kesulitan dalam membuat keputusan arah mengenai pilihan kelompok mata pelajaran bagi kemungkinan kelanjutan studi, atau kemungkinan karir, dan arah pilihan bagi kemungkinan calon pasangan hidup serta dalam mengadakan penyesuaian dengan orang tua, masyarakat sekolah dan masyarakat luas