This entry was posted on 19.48 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

7 komentar:

    psipddk3sks mengatakan...

    1.Apa yang dapat anda jelaskan sehubungan dengan group guidance class. Adakah yang dapat anda jelaskan berkaitan dengan proses tugas observasi kelompok anda?

  1. ... on 12 Januari 2012 pukul 21.16  
  2. Sabethia Marissthella Cessy Sihombing mengatakan...

    *Group Guidance Class* :

    Suatu cara memberikan bantuan kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok, dimana merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan ini bagi dirinya sendiri (dalam Winkel & Sri Hastuti, 2004: 565) dan juga dapat meningkatkan interaksi siswa dari berbagai tingkatan kelas. Disini juga kegiatan mengatur program bimbingan harus dilakukan bersama-sama dengan siswa. Kemudian tugas pokok lain dari tenaga pendidik adalah untuk mempersiapkan siswa mengatur berbagai bidang kehidupan sedemikian rupa, sehingga bermakna dan memberikan kepuasan, seperti bidang kesehatan, bidang pekerjaan, dll.


    *Sehubungan dengan proses tugas observasi kelompok* :

    Menurut saya BK di Raksana sudah memberikan pelayanan bantuan untuk peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok agar siswa mampu berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, dan belajar agar siswa menjadi mandiri dan bisa menyelesaikan permasalahan yang ada untuk meningkatkan akademik sekolah. BK di Raksana lebih menekankan pada penyelesaian masalah siswa seperti bolos sekolah, terlambat, perkelahian, dan lain sebagainya. BK di Raksana kurang menekankan bimbingan karir untuk masa depan siswa
    Menurut klasifikasi personil bimbingan, guru BK di SMP Raksana dapat dikategorikan sebagai guru-konselor yaitu seorang guru yang mengajar di salah satu bidang studi, juga terlibat di dalam rangkaian pelayanan bimbingan, hal ini terlihat dari selain bekerja sebagai guru BK, beliau juga bekerja sebagai guru olahraga.
    Bimbingan pada tingkat pendidikan menengah berfokus pada bimbingan yang berkaitan dengan penyesuaian pendidikan dan penyesuaian pribadi. Bimbingan dalam hal penyesuaian pendidikan tampak dalam usaha guru BK SMP Raksana yang membantu anak didik yang mengalami masalah akademik, anak yang mengalami penurunan akademik akan dibimbing oleh guru BK untuk bersama-sama mencari tahu penyebab kemunduran prestasi anak tersebut, baik secara kelompok atau pribadi.

  3. ... on 13 Januari 2012 pukul 06.04  
  4. psipddk3sks mengatakan...

    2. Lalu sekarang uraikan dengan detail ; saat diskusi dosen dengan kelompok anda, teori konseling manakah yang dapat digunakan untuk menjelaskan prosesnya? Berikan alasannya juga.

  5. ... on 14 Januari 2012 pukul 16.43  
  6. Sabethia Marissthella Cessy Sihombing mengatakan...

    *Menurut saya proses diskusi kelompok kami dengan ibu kemaren, termasuk pada teori konseling : CLIENT-CENTERED COUNSELING

    *Adapun pengertiannya adalah :

    Client-Centered Counseling adalah teknik konseling di mana yang paling berperan adalah klien sendiri, klien dibiarkan untuk menemukan solusi mereka sendiri terhadap masalah yang tengah mereka hadapi. Jadi pada teknik konseling ini,klien dipandang sebagai partner dan konselor hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang memungkinkan klien untuk bisa berkembang sendiri.

    *Alasannya kenapa proses diskusi itu Client-Centered Counseling, adalah karena selama sesi diskusi ibu banyak mengarahkan kami ataupun mendorong kami untuk mengetahui apa-apa saja kesalahan kami di dalam proposal tugas observasi kami. Ibu juga mengarahkan kami untuk mengetahui sendiri, jawaban dari kesalahan kami dan apa yang harus di ubah dari tugas tersebut dan bagaimana caranya. Sehingga sudah sangat jelas, disini ibu lebih mengarahkan kami yang mencari masalah kami sendiri dan mencari pemecahan masalahnya sendiri. Dan pada akhirnya ibu juga memberikan kami masukan sedikit mengenai tugas observasi kami.

  7. ... on 14 Januari 2012 pukul 18.00  
  8. psipddk3sks mengatakan...

    3. Sekarang, anggaplah diri anda seorang konselor pendidikan tinggi. Lepaskan atribut anda sebagai anggota kelompok. Apakah yang anda lakukan pada kelompok anda? (gunakan minimal 2 pembahasan teori).

  9. ... on 15 Januari 2012 pukul 01.56  
  10. Sabethia Marissthella Cessy Sihombing mengatakan...

    Apabila saya menjadi seorang konselor, saya akan lebih memilih menggunakan pendekata Client-Centered Counseling dan Trait-Factor Counseling, ibu.. ^^


    *saya menggunakan CLIENT-CENTERED COUNSELING sudah pasti disini saya sebagai konselor akan mengarahkan dan mendorong anggota kelompok untuk mencari ataupun menemukan sendiri kesalahan yang mereka buat ataupun masalah yang mereka alami, dan membuat mereka sendiri juga untuk menemukan cara ataupun pemecahan daripada masalah atau kesalahan yang sudah ditemukan. Disini tugas saya sebagai konselor hanya membantu yaitu dengan bertanya hal-hal guna mendorong atau mengarahkan anggota kelompok untuk mencari permasalahan dan pemecahannya sendiri. Dikarenakan ini dilakukan secara berkelompok, saya sebagai konselor akan menanyakan secara satu bersatu. Intinya, koseling ini lebih berpusat pada si klien (lebih di dominasi klien) daripada konselor (hanya mengarahkan saja). Dalam metode konseling ini si konselor tidak boleh memberikan pemecahan kepada klien, tetapi hanya membimbing si klien. Tetapi disini kita sebagai konselor juga harus cermat mendengar pemecahan apa yang dipilih oleh klien, selama pemecahannya itu masih di jalan yang benar, atau tidak melenceng dari norma-norma yang berlaku. Apabila klien membuat keputusan yang salah atau melanggar kewajaran, kita sebagai konselor harus tanggap untuk mengarahkannya lagi sampai benar.


    *saya menggunakan TRAIT-FACTOR COUNSELING sudah pasti saya sebagai konselor yang lebih mendominasi selama sesi diskusi berlangsung. Dimana trait-factor couseling ini lebih sering juga disebut sebagai Counselor-Centered Counseling, yaitu disini konselor lebih berperan aktif dalam sesi diskusi untuk membantu klien menemukan dan memecahkan masalahnya. Disini sebagai konselor saya lebih berperan aktif daripada klien. Tugas saya sebagai konselor adalah terus berusaha mempengaruhi arah perkembangan dan pikiran konseli (anggota kelompok) demi kebaikan mereka sendiri, yaitu dengan memberikan pertanyaan, membantu klien untuk mengarahkan dalam menemukan pemecahan masalah yang baik. Dikarenakan sesi diskusi ini dilakukan secara berkelompok, sudah pasti sebagai konselor saya lebih baik menanyakan mereka secara satu bersatu, dan terus secara aktif dalam mempengaruhi proses pemikiran klien. Dengan begitu mereka semakin terarah untuk menemukan pemecahan masalah yang benar dan baik (atau sesuai norma yang berlaku). Tugas saya sebagai konselor disini lebih aktif dalam membimbing klien, dimana klien mendengar masukan-masukan ataupun pilihan-pilihan yang saya sediakan, dan mendengarkan penjelasan saya sebagai konselor, sehingga klien menjadi terarah.


    Daftar pustaka untuk jawaban soal pertama sampai ketiga diambil dari :

    Winkel, W.S. (2010). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

  11. ... on 15 Januari 2012 pukul 06.59  
  12. psipddk3sks mengatakan...

    nilai 70

  13. ... on 22 Januari 2012 pukul 02.22